Minggu, 16 Desember 2018

Sistem komunikasi organisasi



A.      KOMUNIKASI ORGANISASI

1.       Definisi
· Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)
2. Jenis dan proses komunikasi organisasi
Jenis :
· Komunikasi lisan dan tertulis
Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan disampaikan. Banyak bentuk komunikasi: terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena sebagian besar interaksi manusia terjadi dalam bentuk ini, maka berbagai studi telah dilakukan untuk menilai manfaat dan efisiensi dari pesan yang disampaikan dengan cara ini.
· Komunikasi verbal dan non verbal
Jika dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide yang timbul akan dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal non verbal. Dalam percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiw, atau suasana hati seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan, postur, kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi non-verbal lain yang sama pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan.
· Komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping
Penggolongan komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah aliran pesan-pesan dan informasi didalam suatu organisasi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam, maka akan diuraikan ketiga jenis komunikasi tersebut :
- Komunikasi kebawah
Aliran informasi dalam komunikasi kebawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah, dan akhirnya sampai pada karyawan operasional. Komunikasi ini juga mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi.
- Komunikasi keatas
Alirannya dalam hirarki wewenang yang lebih rendah ke lebih tinggi biasanya mengalir disepanjang rantai komando. Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

- Komunikasi kesamping
Terjadi antara dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama (komunikasi horizontal) atau antara orang atau juga pihak pada tingkatan yang berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal).
· Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka.
Proses :
· Proses ideasi
- Tahap pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
· Proses encoding
- Gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan.
· Proses pengiriman
- Gagasan atau pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
· Proses penerimaan
- Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.
· Proses decoding
- Pesan-pesan yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir.
· Proses tindakan
- Respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain.

3. Implikasi manajerial
Bagi pengelola organisasi terutama yang berada dalam tataran pimpinan harus memahami prilaku individu dan dinamika kelompok. Tiap kelompok biasanya memiliki prilaku yang unik dengan memahami dinamika kelompok akan dapat memahami pula proses interaksi dalam kelompok itu sendiri. Kinerja organisasi akan dapat diwujudkan bila didukung oleh kelompok-kelompok yang padu dan efektif.






http://annisafujiyana.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dalam-organisasi.html?m=1

Sabtu, 01 Desember 2018

Sistem Komunikasi Kelompok

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Pengertian
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang berkomunikasi dan mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam suatu kelompok terdapat sistem-sistem dalam berkomunikasi.

   Kelompok dan Pengaruhnya pada Perilaku Komunikasi.
   A.Klasifikasi kelompok
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. kelompok mempunyai tujuan dan organisasi dan melibatkan interaksi diantara para anggotanya, jadi dengan kata lain kelompok mempunyai dua sifat psikologis. pertama, anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, kedua nasib anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dengan cara tertentu dengan hasil yang lain.
Klasifikasi Kelompok Dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam :
1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder
2) In-group dan Out-group
3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif.
Ø  Kelompok primer dan sekunderr
Karakteristik kelompok primer, yaitu:
  •   Kualitas komunikasinya bersifat dalam dan meluas
  • ·   Komunikasinya bersifat personal
  •  Komunikasinya lebih menekankan aspek hubungan daripada isi.
Sedangkan karakteristik kelompok skunder adalah kebalikan dari kelompok primer.
Ø  Ingroup dan Outgroup
Ingroup adalah kelompok kita, sedangkan outgroup adalah kelompok mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. sedangkan  Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas yang menentukan siapa orang dalam dan siapa orang luar. Batas ini dapat berupa batas geografis, suku bangsa, pandangan atau ideology, pekerjaan atau profesi, bahasa, status sosial dan kekerabatan.
Ø  Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Dari sini lahir definisi kelompok rujukan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau membentuk sikap. Kelompok yang terikat kita secara nominal adalah kelompok rujukan kita, sedangkan yang memberikan kita identifikasi psikologis adalah kelompok rujukan. Para ahli persuasi sudah lama menyadari peranan kelompok rujukan dalam memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku.
Ø  Kelompok Deskriftif dan Kelompok Preskriptif
Kategori deskriktif menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukanya secara almiah. Kategori preskriktif mengklafikasikn kelompok secara rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuanya.
2.Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi.
• Konformitas
Apabila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama pula. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas yaitu:
1)      faktor situasional yaitu kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok
2)      faktor personal yaitu usia, jenis kelamin, stabilitas emosianal, ototarianisme, kecerdasan, motivaasi, dan harga diri
• Fasilitas sosial
Prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok disebut allport fasilitas social. Fasiliotasi menunjukan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengarui pekerjaan sehingga tampak lebih mudah.
• Polarisasi
Ada anggapan yang kuat bahwa dalam kelompok individu kurang berani kurang kreatif dan kurang inovatif, kelompok cenderung mengurangi resiko. Orang cenderung memiliki keputusan yang lebih berani justru disaat mereka berada dalam kelompok daripada diluar kelompok. Gejala ini kemudian dikenal sebagai geseran resiko. Lebih tepat kalau memasukan risty shift pada gejala yang lebih umum, yaitu geseran menujun polarisasi, yang terjadi dalam komunikasi kelompok  para anggota mempunyai anggota lebih mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka menjadi lebih kuat lagi. 

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
    1.Faktor situasional : karakteristik kelompok
Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai berikut :
    a)  Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance yang bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh sebuah kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. b)      jaringan komunikasi
    Ada lima macam jaringan komunikasi , yaitu : (1) Roda, (2) Rantai, (3) Y, (4) lingkaran, (5) Bintang.

  
   c) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.
Kohesi kelompok diukur dari :
a. keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain
b. ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
c. sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan.
d). Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

2).Faktor Personal: Karakteristik AnggotaKelompok
   a)Kebutuhan Interpersonal
William C. Schultz merumuskan teori FIRO ( Fundamental Interpersonal Relation Orientation). Menurut teori ini, orang memasuki kelompok karena didorong oleh 3 kebutuhan interpersonal, yaitu:
a.inclusion : ingin masuk, menjadi bagian kelompok;
b. Control : ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hirarkis.
c. Affection : ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
   b)Tindakan komunikasi
Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi, baik secara verbal maupun nonverbal.

Dalam tindakan komunikasi, termasuk pernyataan, pertanyaan, pendapat, atau isyarat yang disampaikan atau yang diterima oleh para anggota kelompok.
   c)Peranan
Seperti halnya tindakan komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara hubungan emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja. Peranan yang pertama disebut peranan tugas kelompok; sedangkan yang kedua disebut peranan pemelihara kelompok; yang ketiga disebut peranan individual.
C.Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang berkomunikasi danmempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
1.      Komunikasi Kelompok Deskriptif
Ø  Kelompok Tugas : model Fisher
Aubrey Fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas, dan menemukan bahwa kelompok melewati empat tahap: orientasi, konflik, pemunculan dan peneguhan. 
Ø  Kelompok Pertemuan: Model Bennis dan Shepherd
Model Bennis dan  Shepherd yanguraiannya kita kutip dari Cragan dan Wright (1980).
Tahap satu: keberuntungan pada otorititas
Tahap kedua: kebergantungan satu sama lain.
Ø  Kelompok penyadar: Model Chesebro, Cragan, McCullogh
Pada tahun 1970, James Chesebro, John Cragan, dan Patricia McCullough melakukan studi lapangan di Minessota tentang gerakan revolusioner kaum homoseksual. Dari penelitian inilah mereka merumuskan 4 tahap yaitu :
Tahap satu: kesadaran diri akan identitas baru.
Tahap dua: identitas kelompok melalui polarisasi.
Tahap tiga: menegakkan nilai-nilai baru bagi kelompok.
Tahap empat: menghubungkan diri dengan kelompok revolusioner lainnya.

2.      Komunikasi Kelompok  Preskriptif
            Berbagai komunikasi kelompok menurut formatnya  dapat diklasifikasikan pada dua kelompok besar: privat dan publik (terbatas dan terbuka). Kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia, konferensi (rapat) adalah kelompok privet. Panel, wawancara terbuka (public interview), forum, simposium, diskusi panel, macam-macam forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
a)      Format Diskusi
Format diskusi yang diuraikan di sini didasarkan atas susunan tempat duduk, urutan siapa yang berbicara dan kapan, dan aturan waktu yang didizinkan untuk berbicara. Lamgkah yang harus dilakukan untuk melakukan diskusi ialah :
1)Diskusi meja bundar adalah susunan tempat duduk yang bundar yang akan mendapatkan arus komunikasi yang bebas diantara anggota-anggota kelompok. 
2)Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial, dalam format diskusi yang sudah dirancang sebelumnya.
3)Diskusi panel: diskusi panel adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadapan maupun melalui seorang mediator, di antara mereka sendiri dan dengan hadirin tentang masalah yang kontroversial. 
4)Macam-macam forum: Forum adalah waktu tanya jawab yang terjadi setelah diskusi terbuka. Ada 5 macam forum: 1. Forum ceramah, 2. Forum debat, 3.forum Dialog, 4. Forum panel dan 5. Forum simposium.
5)Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang  (atau beberapa orang) ahli. 
6)Prosedure parlementer: prosedure parlementer adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat.para peserta harus mengikuti peraturan tata tertib yang telah di tetapkan secara eksplisit. 
b)      Sistem Agenda Pemecahan Masalah
Disini kiyta akan menyebutkan tiga pola: urutan pemecahan masalah kreatif, urutan berfikir reflektif, dan urutan solusi ideal.
Urutan pemecahan masalah kreatif
1.      Apakah sebenarnya masalah yang kita hadapi (keadaan sekarang, hambatan, penyebab dan tujuan)
2.      Apakah yang harus kita lakukan untuk pemecahan masalah
3.      Kriteria apa yang kita gunakan untuk menilai berbagai kemungkinan pemecahan masalah?
4.      Apakah kelebihan setiap alternatif pemecahan?
5.      Bagaimana menjalankan solusi kita?
c)      Urutan Berfikir Reflektif
Urutan ini berbeda dengan urutan pemecahan masalah kreatif karena disini kritik dianjurkan sebelum pemecahan masalah dinyatakan.
1.      Apakah masalah yang sedang kita hadapi
2.      Kriteria apa yang harus kita gunakan untuk menilai berbagai alternatif solusi
3.      Apa solusi yang mungkin, dan apa kelebihan masing-masing?

d)      Pola Solusi Ideal
Pola ini di gunakan untuk mengatasi masalah yang akan memengaruhi berbagai macam kelompok yang mempunyai kepentingan yang berlainan, atau yang memerlukan dukungan berbagai jenis orang yang mempunyai nilai yang berlainan.
1.      Apakah masalah yang kita hadapi?
2.      Apakah pemecahan yang ideal ditiinjau dari berbagai kepentingan kelompk?
3.      Apa yang dapat kita ubah pada situasi sekarang?
4.      Solusi mana yang paling mendekati ideal?
5.      Bagaimana melaksanakan solusi itu?

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://syul-hadi.blogspot.com/2014/01/sistem-komunikasi-kelompok.html?m=1



Sabtu, 24 November 2018

Pskom (08:00- 09:40) 051703503125051



ATRAKSI INTERPERSONA

1. Definisi atraksi interpersonal
       Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.

A.Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal
  • Kesamaan karakteristik personal
Seseorang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistency dari Fritz Heider dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
  • Tekanan emosional (stress)
Apabila seseorang sedang mengalami kecemasan atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan membutuhkan  kehadiran orang lain untuk meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) .
  • Harga diri yang rendah
Menurut wlster dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), bila harga diri seseorang direndahkan,harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
  • Isolasi sosial.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mungkin tahan dengan hidup terasing untuk beberapa waktu dan bukan untuk waktu yang lama. Isolasi sosial merupakan pengalaman yang tidak enak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan kita pada orang lain.

B. Faktor-faktor situasional
  • Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik(cantik atau tampan) sering menjadi penyebab utama atraksi personal.
  • Ganjaran (Reward)
Kita akan menyenangi orang yang memberikan ganjaran (bantuan, pujian, dorongan moral, hal-hal yang meningkatkan diri kita), kepada kita 
  • Familiarity
Prinsip dari familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia, “kalau tak kenal, maka tak sayang”.
  • Kedekatan (Proximity)
Kedekatan ini sangat erat kaitannya dengan familiarity. Yang di peri bahas indonesia "kalau tak kenal, maka tak sayang" yang sering kita lihat atau kita kenal dengan baik. 
  • Kemampuan (competence)                      orang yang paling disenangi adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa kelemahan.
C. Pengaruh atraksi interpersonal pada komunikasi interpersonal
1. Penafsiran pesan dan penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Oleh karena itu, ketika kita menyenangi  ataupun membenci seseorang, kita juga melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif ataupun negative.

2. Efektivitas komunikasi
Komunikasi akan lebih efektif atau berjalan dengan baik apabila para komunikan saling menyukai.
    HUBUNGAN INTERPERSONAL  2.  Definisi hubungan interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanay hubungan interpersonal yang baik.  komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Setiap melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan (content), tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal (relationship).     
1.Teori hubungan interpersonal
Untuk menganalisis hubungan interpersonal, menurut Goleman dan Hammen dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) terdapat empat buah model : (1) Model pertukaran sosial (social exchange model) model ini sebagai asumsi dasar bahwa hubungan interpesonal sebagai suatu transaksi dagang yang di tinjau dari segi ganjaran dan biaya. (2) Model peranan (role model) ini memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. (3) Model permainan ini manusia berhubungan dalam tiga kepribadian diantaranya: orang tua, orang dewasa, dan anak-anak. (4) Model interaksional (interactional model) yang memandang hubungan interpersonal sebaga suatu sistem yang memiliki sifat struktural, integratif, dan medan.
2. Tahap-tahap hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal berlangsung melalui tiga tahap, yaitu: (1)Pembentukan hubungan,tahap ini sering disebut dengan tahap perkenalan (acquaintance process). (2) Peneguhan hubungan interpersonal, hubungan ini tidak bersifat statis, tetapi selalu berubah. (3) Pemutusan hubungan, hal itu dapat terjadi apa bila munculnya konfik.
3. Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal
Terdapat tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yaitu: (1) Percaya (trust),percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko. (2) Sikap suportif, adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. (3) Sikap terbuka, sikap yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. 

Sumber :

  • Rakhmat, Jalaluddin. 2018. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakaryam.
  • https://andis8.wordpress.com/2012/04/27/atraksi-interpersonal-dan-hubungan-interpersonal-psikologi-komunikasi/